Senin, 02 Maret 2009

media pembelajaran gaul

belajar tidak selalu dilakukan dalam lingkungan formal seperti sekolah, kampus dsb. jika cinta bisa datang karena terbiasa maka begitu juga pengetahuan. sebagai orang Indonesia kadang kita terlalu menganggap remeh bahasa Inodesia. pada saat kita masih SD-SMA pelajaran bahasa Indonesia bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti karena dianggap mudah. benarkah bahasa Indonesia semudah itu? apakah kita sudah sangat tahu tentang kata baku bahasa Indonesia? yang benar praktek-praktik, apotek-apotik?
mungkin ini pertanyaan yang tidak begitu sulit-tapi bisa dibilang membingungkan.
mungkin masyarakat tidak begitu tahu mana kata yang benar dan kata yang salah. hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya promosi bahasa Indonesia yang baik dan benar itu sendiri.
tapi..setidaknya masih ada cara untuk melestarikannya. salah satunya dengan menggunakan media/alat. media bisa berupa apa saja. misalnya kaos/ T-shirt. dalam sebuah kaos kita bisa menemukan kata/gambar yang bisa menjelaskan "perasaan hati kita". bagaimana kalau kita gunakan kaos sebagai media untuk melestarikan bahasa kebanggan kita, bahasa Indonesia. misalnya kita tulis kata baku vs kata tidak baku, peribahasa2 yang bisa jadi motivasi, puisi para penyair, atau bisa juga membantu kita dalam menghafal rumus tertentu-kita tulis rumus2 matematika, rumus kimia, fisika, dsb. jadi kaos bisa jadi mediamulti fungsi. tiap hari bisa dibaca-ya mungkin bisa meresap dalam otak kita. ayo berkreasi dalam memajukan bangsa!! ada ide gaul lain untuk memajukan pendidikan terutama yang berhubungan dengan bahasa Indonesia?

2 komentar:

  1. Media belajar memang bisa dari apa saja. Saya setuju dengan pendapat Anda.
    Tapi saya jadi ragu, ketika (saya lihat) Anda lebih mendalami mengenai Bahasa Indonesia, sedangkan cara Anda menulis sama sekali jauh dari kata BAKU.
    Dari yang sederhana saja, semua juga tahu jika setelah tanda titik (.) harus dimulai dengan huruf kapital. Dan saya tidak melihat gramatika Bahasa indonesia itu Anda gunakan dalam artikel Anda.
    Sungguh ironis, ketika kita berbicara mengenai Bahasa Indonesia namun kita tidak mencerminkan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
    Terima kasih. Salam.

    BalasHapus
  2. media pembelajaran gaul ???????

    Sekilas memang terlihat remeh, tapi sebuah media atau alat yang digunakan untuk pembelajaran, semua bisa kita manfaatkan tergantung dari kreativitas guru. Media dengan memberikan keta-kata baku dan tidak baku ataupun pribahasa dan yang lainnya dikaos ini bisa memberikan daya stimulus pada siswa bahkan bukan hanya siswa saja bisa juga yang lainnya sewaktu membaca.

    Sewaktu seseorang disuruh menghafalkan sebuah rangkaian kata, daya tangkap ingatan tidak akan bisa pekat seperti sewaktu kita melibatkatkan emosi kita didalamnya. Seorang cewek yang sedang putus cinta misalnya, dia akan ingat benar tahun, bulan, tanggal bahkan jam berapa dia putus dengan pacarnya. Media ini memberikan suatu suatu ketertarikan si pembaca sehingga mereka akan lebih capat hafal dibandingkan dengan menghafal didalam buku text.

    Proses kerja dari otak sewatu menghafalkan tidak akan bekerja secara konnstan melainkan ada periode dimana ini sangat efektif digunakan untuk menghafalkan sesuatu. Waktu yang sangat efektif itu adalah diawal dan diakhir. Sewaktu seseorang menghafalkan serangkaian kata yang panjang, Coba dibagian mana kata yang paling dia hafal? ternyata hanya dibagian awal kata dan diakhir, Hal ini menunjukan emosi seseorang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kinerja otak.

    Soooooooooooooo salut deh buat yang berkreasi membuat beragam media pembelajaran yang baru.

    kalau tentang kata penulisan di blog koq tidak baku. jawabannya simple, yaitu tergantung untuk apa tulisan itu dibuat

    kalau buat pacar pakai bahasa baku terlalu norak
    kalau buat buat tugas kuliah pakai bahasa gaul nanti malah dianggap ?????????

    Suka sama DOSENNYA ha ha ha ha ha,,,,,,

    Just kidding,

    BalasHapus